Selasa, 09 September 2014

ciri-ciri autis

Autis atau autisme adalah kelainan perkembangan sistem syaraf pada seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita. karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Autisme bukanlah penyakit kejiwaan, karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak berfungsi selayaknya otak normal.

Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun. Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa. seseorang dikatakan menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan berkomunikasi secara kualitatif, dan mengalami perkembangan yang terlambat atau tidak normal.

Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua dalam kehidupannya. para orang tua sering kali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-rangsangan dari kelima panca inderanya (pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa, dan penglihatan).

Beberapa atau keseluruhan karakteristikyang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.

  1. Hambatan dalam komunikasi, misal; berbicara dan memahami bahasa.
  2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
  4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
  5. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu.

Kamis, 04 September 2014

syifa' Q

Terapi Autis

Pengantar

Terapi autis yang dilaksanakan oleh Syifa' Q adalah dengan menggunakan metode pembacaan ayat-ayat Al Qur'an. Metode yang berlandaskan pada paradigma baru yang digagas oleh Lukman AQ soemabrata, yang kemudian diberi nama 'paradigma numerik Al Qur'an'. Selanjutnya disingkat dengan nama 'metode numerik Qur'an', ataupun 'numerik Q'. Dalam perjalanannya sejak 1986, metode pengobatan ini telah diterapkan di berbagai kasus. Beberapa diantaranya adalah:
  • Penyakit medis
  • Penyakit non medis
  • Problem rumah tangga
  • Karir
Namun dalam kesempatan kali ini, pilihan untuk membatasi diri pada penanganan autis adalah didasarkan pada beberapa pertimbangan yang bersifat praktis. Secara esensial, metode numerik Qur'an sebagai metode yang baru yang mempunyai prospekuntuk dikembangkan di kemudian hari dalam menghadapi berbagai macam problema kehidupan. Karenanya akan ada penerapan metode ini di kasus-kasus berbeda, bahkan di di bidang-bidang lain.

Dua keutamaan metode numerik Q yang bisa menjadi bahan pertimbangan adalah:

  • Pelaksanaan terapi yang tidak mengharuskan adanya pertemuan langsung secara fisik antara terapis dengan pasien selama masa terapi.
  • Tidak adanya efek samping yang bersifat negatif karena tidak adanya penggunaan obat kimiawi ataupun herbal

Sebagai sesuatu yang relatif baru, dan dengan segala keterbatasan yang ada, penerapan metode ini akan selalu dievaluasi dan disempurnakan. Untuk itu kami membuka diri untuk dikoreksi.